Sangat disayangkan bahwa dosa-dosa kita kebanyakan disebabkan oleh orang-orang yang tidak kita sukai. Maksud saya, kadang kita merasa marah, dalam hati mengeluh, tidak ikhlas, atau secara sadar-tak-sadar mulai bergunjing. Semua itu 'untuk' orang yang tidak kita sukai.
Mereka mungkin hanya orang yang bersikap kurang peka. Tidak sengaja menjadi pahlawan dari hasil jerih payah kita, misalnya. Atau mereka yang entah mengapa selalu bersikap ramah pada orang lain, tapi tidak pada kita. Atau yang melontarkan kata-kata menyakitkan hati secara bercanda, sehingga kitalah yang salah jika tersinggung. Atau mereka yang dengan santainya berpakaian terbuka di lingkungan kita yang diusahakan untuk sopan. Atau mereka yang dipuja karena memberikan satu juta rupiah dari ratusan juta rupiah miliknya, sehingga membuat kita yang memberikan seratus ribu rupiah — seluruh milik kita yang adalah hasil kerja keras — menjadi tak berarti.
Atau berbagai jenis orang yang selalu kita coba untuk sukai, tapi tidak kunjung bisa.
Kembali ke dosa. Yang menjauhkan kita dari Tuhan, dari diri sendiri, dan membuyarkan semua arah. Hilang kontrol yang membuat kita tak peduli. Kalau dosa itu untuk orang yang kita cintai, tetap saja buruk sih, tapi masih mending (sambil tertawa). Sayangnya, sekali lagi, dosa kita kebanyakan adalah untuk mereka yang... yah, tidak berkesan baik bagi hati kita. Dosa-dosa sepele yang sedikit-sedikit mulai melangit.
Semoga Tuhan, lewat akal sehat kita, atau orang-orang baik di sekeliling kita, atau dengan cara apapun selalu mengingatkan kita bahwa, "Come on, it's so not worth it. It doesn't a bit degrade the value of you. It won't even help you in the afterlife!" Sehingga terlepaslah kita dari jebakan dosa-dosa 'kecil' yang menyibukkan pikiran. Yang menciutkan kedewasaan menjadi kekonyolan kanak-kanak (tanpa kesan lucu, tapi). Kalau tidak bisa suka, lupakanlah mereka yang tidak kita sukai, lalu bersibuklah membuat yang kita sayangi tertawa. Ingat, merekalah yang selalu melihat kita.