Malam masih menunggu ke mana detak detik ini bermuara
sebab pagi tak punya cukup hening untuk membujuk
Jangan, jangan mimpi dulu
mimpi selalu punya cara untuk membekap waktu biar kau lupa
ia yang menunggu masih di bawah sana,
setengah berharap — setengah kecewa
dalam ironi ganjil bernama cinta
yang membuat semua ini kian buram;
Kaukah itu yang dipeluk?
Atau ruh lain ia masukkan ke tubuhmu?