Semua pasti takjub saat menyadari bagaimana Allah memilihkan pribadi-pribadi tertentu ke dalam hidup kita. Orang-orang yang turut membentuk serta membantu tumbuh dan menua. Pun, orang-orang yang lekat padahal tak ada ikatan darah: teman.
Beberapa waktu lalu saat merapikan isi harddisk, saya tertegun. Sepertinya sekama ini saya untung banyak. Duh, kenapa baru sadar sekarang?
Untung banyak karena, totally, saya diberi teman-teman yang sungguh (teramat sangat) baik untuk level orang seperti saya. Saya ingat bagaimana menenangkannya mereka saat saya kesulitan. Bagaimana mereka kerap mengesampingkan kepentingan sendiri untuk membantu saya. Atau bagaimana mereka menasihati, menghibur, bahkan sekadar mendengarkan keluhan panjang lebar, yang sebenarnya tidak penting bagi mereka. What an amazing rizq, Biidznillah!
What I regret is that I forgot one thing: sudah jadi teman yang cukup baikkah saya? Apa mereka juga mendapatkan kebaikan yang sama dari saya? I really doubt it. Rasanya saya kurang memberi apa yang sepantasnya mereka terima.
I truly love them!
Mereka yang berkenan mengangkat tangan, memohonkan saya hidayah dan ampunan pada Allah. Yang (semoga) berkenan mencari jika kelak di surga tidak melihat saya.
That’s what friends are for, rite? May Allah reunite us in jannah, aamiin.