Aku mencari titik yang kosong di antara detik huruf-hurufmu
Kamu serahkan jadwal, nomor ponsel. serta nota
Bisakah kita membeli kesempatan?
tanyaku.
Bisakah kita membeli mesin waktu?
kamu balik bertanya.
Karena penuh telah menghabiskan jatahmu
untuk memikirkanku
yang semakin kecil, terus mengecil
dalam rongga yang sesak
di tumpukan buku jurnalmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar