Kamis, 02 Mei 2013

Cinta Itu... Mahal?

"Cinta itu mahal, Sayang."
katamu, saat hendak menolak bicara tentangnya
Di sakumu, tersimpan recehan-recehan mimpi yang belum terwujud
yang lalu kau cukupkan dengan hadirku
yang bisa memeluk sewaktu-waktu saat kau miskin

"Cinta itu mahal, Sayang."
katamu, saat menghindari pikiran tentangnya
Daftar waktumu mungkin telah dipenuhi agenda minum kopi dan nonton bola
untuk sisanya kau takar bersamaku
di atas patron takdir yang berakar sejarah

"Cinta itu mahal, Sayang."
katamu, saat mengelak merasakannya.
Kau himpun tabungan untuk membeli yang tak terbeli,
demi senang, demi tenang, dan segala yang bisa terkenang,
lalu kau sadar dengan mahalnya,
tak kau temukan mata uang yang bisa melunasi


Ya,
sejak dulu aku tahu cinta itu mahal!
Tapi tak ku pedulikan itu
tetap ku serahkan ia sepenuh-penuhnya
untuk juragan tanpa mesin hitung:
kau.


(Di kantor, saat menunggu demonstrasi bungkam dan macet pergi, untuk segera pulang.)