Selepas Hujan

Kau, yang tetap meringkuk di depan jendela selepas hujan, 

aku tahu kau sedang mencoba paham bagaimana 

hujan yang begitu ritmis

justru mengacaukan irama hidupmu.

Jarak

Di antara pagiku dan senjamu

ada berjuta spektrum biru merangkul jingga

berjam-jam lintasan, 

berlapis dimensi, 

dan tak terhingga tanda tanya ke langit 

Tapi bertemu juga kita

dalam satu paragraf yang sama

berupa hening.

Sepenggal Malam

Kita sepakat 

bahwa saat langit memekat, 

parasit di otak liar merambat, 

kau tidak butuh obat 

apalagi homunculus yang terus mendebat

Cukup sebuah sesi singkat 

pada tanah dan sajadah yang rapat

sebab kita tak pernah bebas; kita selalu terikat. 

“….Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, maka sesungguhnya Aku adalah dekat.”

(Al-Baqarah: 186)

Pagi

Pada pagi yang lelah

kita putuskan mengabai resah

Tidak ada bintang tadi malam 

tapi, selama matahari tidak menunda rutinitasnya, 

setidaknya kita bisa saling memapah.

Monolog Sarapan

"Apa yang kau suka dari terang?"

"Bayang."

"Serius?"

"Kenapa tidak?"

"Tak apa. Hanya saja... Sebuah ironi bahwa kita terkadang mendambakan benderang — hanya untuk mengambil sisi gelapnya."